SINTANG KALBAR – Tim Lembaga BAPAN terus melakukan investigasi tentang di duga adanya kasus penggelapan uang yang di lakukan oleh salah satu karyawan bagian keuangan di kantor PDAM Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, Rabu (21/05/25)
Tim BAPAN kalbar, mendapatkan data di lapangan bahwa kasus yang terjadi di kantor PDAM Sintang itu yang mulai terkuak sekitar tanggal 19 desember 2024 dan di duga adanya kerugian negara mencapai angka Rp. 5 Miliar lebih yang sudah di periksa oleh inspektorat Kabupaten Sintang.

Menurut hadi tim BAPAN,
” Dari hasil investigasi kita bahwa uang tersebut di duga sering hilang di brankas, hitungan awal selalu pas uangnya tetapi setiap tutup buku akhir bulan itu selalu berkurang, bahkan kekurangan uang itu mencapai puluhan juta sampai ratusan juta.
Dan kita juga banyak menemukan kejanggalan kasus ini, contoh nya kunci brankas itu ada 2 awalnya orang yang memegang tetapi pada saat itu katanya pernah hilang di tangan salah satu karyawan tersebut, dan di karenakan hilang jadi mereka menggunakan satu kunci brankas yang di pegang oleh bendahara.
Bahkan yang aneh nya, uang yang selalu hilang tersebut adanya pembiaran dan tidak cepat dilakukan evaluasi terhadap tidak sehatnya sistem keuangan tersebut, bahkan yang tim kami dapatkan informasi di ruangan brankas itu ada kelalaian juga dari manajemen kantor PDAM sintang tidak di pasangnya alat CCTV di ruangan bendahara tersebut, jadi mulai timbul banyak kecurigaan-kecurigaan yang mungkin terjadi.
Dan informasi yang masuk pada tim kita juga bahwa salah satu karyawan pemegang kunci yang hilang tersebut di duga masih ada hubungan keluarga kalau tidak salah dengan Direktur PDAM Kabupaten Sintang.
“Ya kalau berpikir logika saya, kemungkinan kemungkinan itu bisa terjadi kita bukan menuduh ya ingat, tetapi itu lah fakta yang kita dapati data di lapangan. Coba bayangkan, di duga brankas keuangannya hanya satu uang pemasukan dan pengeluaran di gabung dan di campuri 2 tangan orang, kalau satu melakukan kecurangan kan kita ga tau bukan nuduh ya, tetapi saya dengar setelah kejadian tersebut brankas di tambah satu lagi menjadi 2 brankas, “pertegas oleh hadi.
Kalau untuk dugaan pelakunya kita sudah tahu siapa dan kita sudah kantongi namanya, tetapi kasus ini memang ada banyak kejanggalan – kejanggalan menurut saya, makanya dari lembaga kita mendukung penuh agar kasus ini di proses secara hukum supaya semuanya di periksa oleh penegak hukum baik dari kasir, bendahara, kasi dan kabag keuangan agar ada kepastian hukumnya.
Dan kita dapatkan informasi terakhir di duga karyawannya masih bekerja dan memang masih di pekerjakan oleh atasanya, terhitung mulai dari bulan desember sampai bulan mei ini masuk seperti biasa tetapi tidak mendapatkan gajih dari kantor itu info yang kita terima, dan juga karyawan tersebut sudah ada menyerahkan satu unit mobil X-pander miliknya dan Surat Tanah berupa SKT yang katanya untuk menyicil / mengurangi uang yang telah di pakai.
Editor : (Timred)